Masalah yang sedang dihadapi negara-negara tetangga Indonesia

/Article

ASEAN dibentuk pada tahun 1967 oleh kesepakatan Indonesia, Malaysia, Filiphina, Singapura, dan Thailand yang bertujuan untuk mengorganisir perdamaian, stabilitas, dan kerjasama. Tentu hal ini muncul dikarenakan negara-negara ASEAN memiliki beberapa masalah yang hanya bisa diselesaikan apabila negara-negara Asia Tenggara ini bersatu. Berikut permasalahan yang sedang dihadapi:

Geopolitik dan sengketa wilayah. Negara-negara ASEAN terletak di wilayah persimpangan strategis antara dua negara yang memiliki ekonomi kuat, China dan India. Hal ini membuat ASEAN sebagai titik fokus bagi kekuatan regional maupun global, sehingga klaim wilayah tumpang tindih seperti klaim China terhadap laut China Selatan yang bersaing dengan klaim Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Korupsi dan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan negara-negara di Asia Tenggara selanjutnya ialah konglomerat-konglomerat besar kebanyakan tinggal disini yang dikhawatirkan memiliki kepentingan pribadi namun merugikan negara. Misalkan, kasus suap agar tidak bayar pajak, sengketa tanah, kesenjangan ekonomi yang tidak merata, bisnis-bisnis yang merugikan UKM (Usaha Kecil dan Menengah), pebisnis yang tidak netral (menyokong dana untuk partai politik yang nantinya minta imbalan untuk memperkuat bisnisnya setelah partai memiliki kekuasaan), dll.

Konsumtif > Produktif. Kawasan ASEAN dikenal memiliki pasar dengan permintaan yang banyak, kuat, dan cepat. Populasi pengguna aktif ponsel serta internet pun tinggi, 4 negara Asia Tenggara masuk top 10 dalam pengguna Facebook aktif (data Januari 2018).

 

 

Namun, masyarakat di negara-negara Asia Tenggara mayoritas boros atau konsumtivisme, berbanding terbalik dengan produksi yang bisa dihasilkan di negara-negara tersebut, sehingga meskipun Asia Tenggara kaya akan SDA (Sumber Daya Alam), minyak bumi, tambang, pertanian, dan perikanan, namun juga cepat habis. Kemampuan dalam mengolah SDA pun masih minim, sehingga mudah dipolitisasi negara maju.

Saat ini, negara-negara Asia Tenggara sudah mulai mengalami perkembangan dalam hal produktif di bidang startup. Indonesia masuk 5 besar dalam startup terbanyak di dunia. Hal yang patut diapresiasi.

 

Daya saing terhadap ekonomi global. Dibandingkan dengan Amerika, Eropa, dan Asia Timur, Asia Tenggara masih tertinggal dari segi daya saing SDM-nya, hal ini berkaitan dengan sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan hidup.

Namun, sejak 2015, ASEAN telah membentuk MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sehingga kapasitas produksi industri, daya saing, serta pertumbuhan inklusif terintegrasi dengan ekonomi global. ASEAN sedang mengejar ketertinggalan ini.

 

Untuk tiap-tiap negara ASEAN pun memiliki problematikanya tersendiri.

  1. Brunei Darussalam. Disaat negara-negara Asia Tenggara sibuk menangani permasalahan ekonomi, Brunei Darussalam sibuk memperbaiki sektor kesehatan. Perokok di Brunei Darussalam tergolong banyak, sehingga angka kematian akibat penyakit jantung dan paru-paru juga banyak. Selain itu, kematian akibat kanker dan diabetes pun menjadi concern Sultan Brunei.
  2. Thailand. Dulu warga Thailand sangat mencintai raja-nya. Namun sekarang, permasalahannya justru ada pada raja saat ini. Banyak hal-hal kontroversial yang dilakukan oleh Raja Thailand membuat rakyatnya geram bahkan melanggar etika untuk menghormati keluarga kerajaan. Disini saya tidak mau bahas, takut hahaha.. Kalian cari saja ya kalau penasaran.
  3. Vietnam. Sebagai negara yang paling cepat pertumbuhan ekonominya dan infrastruktur dari investor-investor, membuat Vietnam mengalami ancaman krisis energi yang berpotensi pemadaman listrik pada 2021. Saat ini Vietnam sedang mempercepat proyek pembangkit listrik yang sempat mangkrak.
  4. Laos dan Kamboja. Sedang mengejar ketertinggalan ekonomi.
  5. Myanmar. Kasus Rohingya belum selesai bung.
  6. Malaysia dan Indonesia. Lagi terpecah belah oleh kubu-kubu, intinya ya kubu politik yang bersebrangan. Saling serang di internet warganya karena perbedaan pendapat mengenai pemimpinnya (Malaysia: PM, Indonesia: Presiden dan Gubernur).
  7. Filipina. Masalah ketenagakerjaan dimana sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini membuat tingginya angka pengangguran dalam negeri, sehingga terjadi lonjakan angka warga Filipina yang bekerja diluar negeri, namun bukan sebagai tenaga professional, gajinya pun diluar negeri sangat rendah untuk bisa hidup disana.
  8. Singapura. Meskipun yang paling maju di Asia Tenggara, namun Singapura juga memiliki masalah besar yang dampaknya adalah di masa depan. Pertama adalah Demografi yang semakin menurun. Mayoritas wanita Singapura yang memilih untuk hidup sendiri membuat angka orang tua di Singapura lebih tinggi daripada anak muda. Ini tentu dampaknya terhadap kelangsungan ekonomi karena jangan sampai lapangan pekerjaannya hanya diimbangi oleh imigran. Kedua adalah kebergantungan ekonomi ke negara tetangganya yaitu Sumber air dari Malaysia, pasir dari Indonesia, dan bahan-bahan makanan yang import dari Thailand, Vietnam, serta negara tetangga lain. Jika sumber ini semakin menipis di negara pengekspor maka akan menimbulkan krisis parah di Singapura.

 

Taken From :

Febriana Tri Hartina – Spokesperson

Auditor Assistant di Auditor General’s Office

Baca juga :

Facts about TikTok as a startup

Ideologi (Dan Posisi Politik Indonesia)