Tekhnik coaching menempatkan supervisor dan guru yang disupervsi membangun kemitraan yang setara dan guru sendiri yang akan mengambil keputusan dalam rangka perbaikan kompetensinya. Supervisor sebagai coach hanya mengantarkan melalui mendengarkan aktif dan melontarkan pertanyaan, guru lah yang membuat keputusan sendiri.
Teknik coaching dengan alur tirta menyajikan langkah-langkah yang mudah diterapkan menjadikan guru lebih mudah untuk mengembangkan kemampuannya dalam menggali potensi rekan lainnya sekaligus memanajemen dirinya dalam mengelola potensinya dengan menjadikan teman lain sebagai coach bagi dirinya.
Berdasarkan pengalaman, dari tiga kompetensi coaching yaitu kehadiran penuh, mendengar aktif, mengajukan pertanyaan berbobot, hal yang perlu ditingkatkan dalam penerapan coaching adalah kompetensi mengajukan pertanyaan berbobot. Pertanyaan berbobot bersifat terbuka dan berasal dari mendengarkan jawaban coachee. Tidak jarang, coach terjebak memberi tanggapan terhadap jawaban coachee bukan berupa pertanyaan lanjutan namun berupa tanggapan setuju atau tidak setuju bahkan kadang memunculkan ungkapan berupa nasihat atau saran. Padahal coaching bukanlah proses konseling yang memberikan alternatif solusi namun sebuah proses menemukan solusi dari permasalahan yang berassala dari coachee sendiri.
Baca juga :
Demostrasi Kontekstual 3.3 Rancangan Program Yang Berdampak Pada Murid
Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Siswa