Selama hampir 500 tahun, orang-orang memandang potret Mona Lisa karya Leonardo da Vinci dengan perasaan bingung – pertama dia tersenyum; lalu senyumnya memudar; sesaat kemudian ia kembali terlihat atau terkesan tersenyum.
Lukisan dari cat minyak di atas media kayu poplar berukuran 77 x 53 sentimeter itu ada kemungkinan dibuat Leonardo da Vinci (15 April 1452 hingga 2 Mei 1519) pada 1503. Menggambarkan sosok wanita yang memiliki ekspresi introspektif dengan senyuman tipis yang kerap disebut sebagai enigmatic smile atau senyum penuh teka-teki. Itulah mahakarya Da Vinci yang kini tersimpan di Musee du Louvre, Paris, Prancis.
Sekarang, para ilmuwan mengklaim telah mengungkap rahasia bagaimana da Vinci menghasilkan efek optik yang menciptakan senyuman misterius Mona Lisa. Sebuah tim di Eropa menemukan bahwa sang seniman berhasil mencapai efek khasnya, yang dikenal sebagai sfumato (bernuansa), pada lukisan dengan mengaplikasikan hingga 40 lapisan glasir sangat tipis yang diduga telah diolesi dengan jari-jarinya.
Lukisan Monalisa yang terkadang tampak tersenyum atau tidak.
Leonardo Da Vinci. wikipedia.
Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da Vinci untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk menciptkan ilusi kedalaman, volume, dan bentuk. Sebagai hasil akhir, perpindahan warna tersebut tidak lagi terlihat jelas. Dalam bahasa Italia, sfumato berarti berasap, tetapi dibedakan dengan istilah fumo yang berarti asap. Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai “tanpa outline”, dalam pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.
Singkatnya, Sfumato adalah sebuah teknik di mana si perupa membuat transisi di antara warna menjadi tidak terlihat (tidak akan ditemui outline yang umumnya sangat dibutuhkan). Salah satu teknik menggambar yang mendekati teknik Sfumato adalah teknik dusel dengan bantuan tortillon. Hanya saja, dalam drawing, outline masih bisa ditemui
Glasir (The glaze), bercampur dengan pigmen yang sedikit berbeda, menciptakan sedikit kabur dan bayangan di sekitar mulut yang memberikan Mona Lisa senyumannya yang hampir tidak terlihat yang sepertinya menghilang ketika dilihat secara langsung. Dengan menggunakan sinar-X untuk mempelajari lukisan itu, para ilmuwan dapat melihat bagaimana lapisan glasir dan cat telah dibangun ke berbagai tingkat di berbagai area wajah.
Dengan waktu pengeringan untuk glasir yang memakan waktu berbulan-bulan, efek seperti itu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dicapai. Para ilmuwan di Laboratoire du Centre de Recherche et de Restauration des Musees de France dan Fasilitas Radiasi Synchrotron Eropa juga mengklaim bahwa seniman tersebut menggunakan jari-jarinya untuk mengaplikasikan glasir pada lukisannya karena tidak ada tanda kuas atau kontur yang terlihat pada lukisan.
Portrait of Lisa Gherardini oleh Leonardo Da Vinci. wikipedia.
Francis Ames-Lewis dari Leonardo da Vinci Society berkata: “Leonardo da Vinci peduli dengan menghasilkan gradien tonal halus dari terang ke gelap tanpa perubahan yang terlihat seperti yang kita lihat dalam kehidupan nyata dan bernuansa (sfumato) sangat penting untuk ini. Pada Mona Lisa, dia menangkap kepribadian yang kompleks dan ambigu.
Sejak beberapa abad, senyum Monalisasa dianggap misterius dan tersembunyi. Kemudian Profesor Margaret Livingstone dari Harvard University menyatakan senyum itu hanya dapat terlihat oleh paraloveal yakni bagian periferi dari retina. Karena itu ketika melihat dengan pusat fovea senyuman itu akan menghilang.
Kini teknologi digunakan untuk menafsirkan senyuman Monalisa. Tim ilmuwan Universitas Belanda, memindai dan mereproduksi lukisan tersebut.Kemudian hasil pindaian dimasukan ke Piranti Lunak (Software) Pengenal Emosi yang dikembangkan tim peneliti University of Illinois USA.Dari penafsiran komputer menunjukan bahwa senyuman itu : 83 % karena senang/bahagia, 9 % karena muak, 6 % karena takut dan hanya 2 % menunjukan kemarahan.
Dapat disimpulkan bahwa Senyum Monalisa Karena Dia BAHAGIA.
Bacaan :
www.ndtv.com/world-news/the-secret-behind-mona-lisas-enigmatic-smile-revealed-428409
www.koran.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/58836/itu-senyum-bahagia?
Sfumato – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:MonaLisa sfumato.jpeg – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Baca juga :
Pengaruh Budaya Belanda Di Indonesia (Dutch Cultural Influences)
Bersepeda (gowes) : Hyper Reality dan Pop Culture Masyarakat Urban