Beberapa tips simpel, semoga berguna..
a. Postingan harus baik: profesional, dan unity. Kalau kata kami para desainer, Corporate Visual Identity bisnis Anda harus terstruktur, ceunah. Tidak harus seragam, tapi harus ada harmoninya. Dari mulai warna, caption, hingga gaya bahasa yang Anda gunakan.
Beruntungnya kita tidak perlu ribet lagi karena bukan hanya ada Canva[1], tapi juga Creativemarket[2] yang menyediakan berbagai templates yang langsung dipakai.
Gambar dari: https://creativemarket.com/eviory/3779594-CANVA-Watercolor-Instagram-Pack#fullscreen
b. Kombinasi seimbang.
Konten yang bagus tidak melulu jualan, seperti juga hubungan asmara antara dua orang #eh, tidak melulu kita menerima tanpa memberi, kan?
Begitu juga konten, jangan selalu menembak followers dengan barang/servis jualan, tapi juga sesuatu yang bernilai bagi mereka.
Kombinasi yang sering saya gunakan dalam membangun sebuah rencana konten:
- Informasi: tren, berita, data terbaru dari industri. Misalnya Anda bekerja sebagai social media assistant di sebuah sekolah dasar, maka wajarnya followers media sosial Anda adalah orang tua dengan anak kecil.
Informasi yang berguna bisa saja dari jadwal liburan sekolah,
game edukatif, buku yang bagus dibaca untuk orang tua, dan lain sebagainya. - Tips: konten mengenai tips dan trik yang bisa dilakukan si followers. Misalnya Anda reseller baju baju Korea/Cina, maka selang seling postingan Anda antara barang dagangan dengan tips memilih model baju yang cocok dengan bentuk badan, tips mix and match, dan sejenisnya.
- CTA (call to action) alias apa tujuan kita posting. Apakah agar calon pembeli mengklik tautan situs? Mendaftar jadi subscriber? Selalu katakan/tulisan CTA Anda.
- Viral: Mari memposisikan diri di pikiran si calon pembeli. Lucu tidak untuk dibagikan? Menarik kah untuk diberitahukan ke teman? Untuk disimpan/bookmarked?
Biasanya konten viral ini seperti memes, tips juga bisa, pernyataan (quotes, statement), dan lainnya yang cukup relatable dengan keadaan saat ini. - Fun post, yang fungsinya biar tambah akrab dengan followers, syukur bisa jadi viral. Contohnya behind the scene, fun facts about (your business/yourself), dan lainnya. Pikirkan hal simpel tapi menarik untuk diposting pada followers.
- Kolaborasi, bisa dengan indirect competitor, yaitu mereka yang bisnisnya saling melengkapi usaha Anda. Mulai dari bertukar benefits, diskon, giveaway, challenges, apa pun itu.
Kalau pusing cari ide konten, bisa cek Pinterest apa yang bisa Anda buat.
Gambar dari: Sarah Pyle.
c. Interaksi atau engagement. Tidak hanya sering dan cepat membalas komen, Anda juga harus mengisi konten yang dapat membuat followers berinteraksi, dan lagi, syukur bisa viral.
Terlihat seperti postingan yang fun fun saja, tapi di dalamnya terkandung sebuah modus. ?
Gambar dari: Bird + Stone.
Seperti contoh di atas, Anda bisa pergunakan format seperti itu untuk mensurvey tipis tipis followers dan calon pembeli. Misalnya buat template lucu lucuan, 10 facts about me:
- Lebih suka cokelat atau strawberry?
- Lebih suka kacang almon atau kacang mede?
- Apa makanan favoritmu?
- Apa mall favoritmu?
- Apa warna favoritmu?
- Lebih suka pancake atau waffle?
(Terlihat cute, padahal dibuat oleh akun konter yogurt dan es krim di sebuah mall ?). Semakin banyak yang menggunakan template Anda, semakin Anda viral, semakin baik juga Anda tahu karakteristik followers dan pembeli.
Pertanyaan yang menggosok gosok ego manusia untuk overshare begini lumayan OK agar mereka dengan suka rela memberi data yang akhirnya kita pergunakan untuk membuat promo promo menarik, muahahahaha.
d. A/b testing, yang konon sering dikatakan tidak efektif. Tapi saya pribadi cukup tertarik dengan tes ini.
Misalnya usaha Anda adalah healthy catering dengan target ibu ibu pekerja (working moms) maka waktu yang tepat mengunggah postingan mungkin pukul 07.00–08.30 pagi dan atau 17.00-19.00 saat mereka berangkat dan pulang kantor. Tapi tidak ada salahnya untuk mengetes keefektifan konten dengan sesekali di waktu yang unik, misalnya Jumat malam pukul 22.00–23.00, siapa tahu mereka sedang jalan pulang setelah happy hours (ini mah saya haha), atau Minggu siang misalnya.
Cek artikel ini untuk lebih detilnya: A/B Testing on Social Media: How to Do it with Tools You Already Have
Gambar dari: Akun Instagram @mmragency.
Kalau Anda punya layanan newsletter dengan automation serta landing page, pasti pernah mencoba mengganti warna, tata letak, dan jadwal pengiriman surel dan kampanye tersebut. Nah di media sosial juga sama, buat a/b testing kampanye media sosial Anda, mulai dari waktu, warna, tautan, hingga pemilihan kata-kata.
e. Algoritma bekerja lebih baik jika postingan Anda di like banyak orang dengan waktu yang secepat cepatnya. Jadi usahakan posting di waktu calon pembeli Anda sedang online agar sistem menayangkan ke lebih banyak orang. Makin lama di like, akan makin terpendam.
f. Cari postingan unicorn. Informasi menarik sekali, saya dapat dari akun @Foundr >> Login • Instagram dan sudah terbukti di kantor saya yang terdahulu.
Cek akun kompetitormu, cek postingan mana yang mendapat jumlah likes dan comments sangat banyak dibanding lainnya. Lalu lakukan strategi yang mimicking postingan tersebut, entah repost, copas hashtags, waktu posting, dan sejenisnya.
g. Follow akun kompetitor, cek siapa followers mereka. Like foto foto mereka, setiap hari bergiliran, interaksi dengan tulus. Kalau beruntung 3–5% akan menjadi followers Anda juga!
h. Kerahkan semua usaha mulai dari pemengaruh (influencer, kalau ada bujet) hingga tidak ada salahnya ikut grup support Instagram/TikTok (gratisan) jika Anda memulai akun dari 0. Anda akan dapat banyak followers, memang random dan tidak jelas, tapi setidaknya ini pijakan awal untuk segmentasi dan strategi lebih baik. Akun yang jumlah followers-nya lama di angka 100an akan sulit naik, jadi jangan merasa haram untuk menggunakan grup dan komunitas support.
i. Untuk Linkedin, cek selalu insights postinganmu, akan terlihat siapa dan dimana audience Anda. Hal ini berguna untuk personal branding, peluang karier, dan juga brand awareness bisnis, artikel dan postingan seperti apa yang diminati.
Terkadang saya menulis hal ringan di sana, tetapi yang masih berhubungan dengan dunia profesional. Interaksi yang didapat lumayan baik dibandingkan menulis artikel yang selalu serius.
Di bawah adalah insights dari postingan saya. Ada 673 orang yang melihat, dan 75 orang dari Austria, selebihnya dari Indonesia dan Amerika Serikat. Untuk Linkedin, saya baru mulai aktif sehingga interaksi belum maksimal, hanya belasan hingga puluhan yang fokusnya pada personal branding.
Gambar dari: dokumen pribadi.
j. Untuk produk/servis baru, bikin teaser di media sosial Anda sendiri atau bisa buat di akun bisnis (bisa dari Instastory atau feed) dan kemudian di bagikan ulang di media sosial pribadi. Pergunakan fitur countdown biar lebih ‘afdol’.
Gambar dari: http://canva.com
Akhir kata, tidak ada hasil instan dalam memasarkan produk/servis Anda di media sosial.
Catatan Kaki