Tujuan Pembelajaran Khusus :
CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada siswa.
Pertanyaan Pemantik :
Bagaimana saya dapat mengaitkan intisari dari materi modul-modul guru penggerak yang telah saya pelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana program/kegiatan yang berdampak pada siswa yang saya buat?
Panduan dalam refleksi “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa”
- Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
- Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
- Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
- Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada siswa. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada siswa?
Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
Perasaan saya setelah memperlajari materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Siswa memberikan kesan yang mendalam, karena dalam materi ini memberikan pengetahuan untuk saya bagaimana membuat program yang mendorong suara, pilihan dan kepemimpinan siswa atau student agency yang berdampak positif bagi siswa, serta membentuk karakter siswa yang sinergi dengan profil pelajar pancasila,serta dalam modul 3.3 ini memaparkan pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan siswa secara aktif untuk menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang siswa ingin lakukan dan yang lebih membuat saya lebih antusias dalam mempelajari modul ini adalah saya sebagai pendidik lebih menguasai kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal pengembangan diri dan orang lain.
Pengalaman belajar baru pada modul 3.3 ini, yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada siswa. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat dari modul ini. Pertama tentang kepemimpinan siswa atau student agency. Pada modul 3.3 ini dijelaskan, bahwa siswa yang memiliki kendali atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi, maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki agency atau kepemimpinan. Siswa dapat mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi diri sendiri, dan merefleksikan diri. Siswa bukan hanya menjadi penonton dari perilaku mereka sendiri, tetapi adalah kontributor untuk kehidupan mereka sendiri.
Menurut Bandura dalam artikel yang ditulisnya, ada 4 sifat inti dari human agency, yaitu atensi/kesengajaan, visi/pemikiran kedepan, aksi/kereaktifan diri, dan terakhir reflektif atau kereflektifan diri. Mari kita bahas satu persatu apa itu atensi, visi, aksi, dan reflektif.
Atensi yaitu kesengajaan. Siswa yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tapi di dalam niat mereka sudah ada rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya. Dan dalam dalam mewujudkanniatnya itu, ia juga harus mempertimbangkan keinginan pihak lain, sehingga berupaya bersama-sama mengelola rencana tersebut.
Visi atau pemikiran kedepan. Mereka yang berpikiran dengan orientasi masa depan menjadikan visi sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini, hal ini membuat mereka menjadi individu yang bersemangat dan memilki tujuan yang jelas.
Kereaktifan diri. Seseorang yang memiliki agency, memiliki kemampuan untuk menkontruksi atau tindakan yang tepat dan untuk memotivasi diri serta mengatur eksekusi. Jadi setelah niat dan rencana, mereka akan berpikir untuk mulai melakukan rencana itu,
Refleksi atau kereflektifan diri. Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Kebermaknaan dari yang mereka lakukan, dan akan melakukan perbaikan jika diperlukan
Peran guru adalah mendorong tumbuhkembangnya siswa agar memiliki student agency atau kepemimpinan siswa ini. Penting sekali siswa memiliki student agency, saat siswa menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka akan ada perubahan dalam hubungan antara siswa dan guru, yaitu menjadi bersifat kemitraan, artinya guru menganggap siswa setara sehingga bagi guru tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Apa tujuan dengan menganggap siswa adalah mitra, tujuannya agar lebih terjalin keakraban dan welbeing dalam interaksi antara guru dan siswa. Apa yang bisa kita dapat dengan menciptakan hubungan yang bersifat kemitraan ini? Pertama yaitu siswa berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran uang ingin di capainya, kedua siswa akan menunjukkan keterlibatan dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran. ketiga siswa akan menunjukkan rasa ingin tahu dan inisiatif, dia mampu membuat pilihan-pilihan tindakan serta memberikan umpan balik kepada satu sama lain.
Apa hal-hal baru yang Anda temukan dalam proses pembelajaran tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid?
Konsep kepemimpinan murid yaitu mencakup tiga konsep utama, yakni: Suara Murid (voice), Pilihan Murid (Choice), dan Kepemilikan Murid (ownership). Sebagaimana diungkapkan bahwa dalam perspektif pedagogis kepemimpinan siswa dimaknai sebagai suara (voice) dan pilihan (choice) dimana siswa membangun pilihan secara autentik dimana siswa melihat pilihan tersebut sebagai milik mereka sehingga tindakan mereka berdampak nyata pada diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, kepemilikan murid dimaknai sebagai sebuah kondisi dimana murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.
Intisari Modul 3.3
Kepemimpinan murid atau student agency merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemimpinan (ownership:
Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman mereka.
Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik, kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki proses belajarnya.
Modul 3.3 berhubungan dengan praktek di lapangan berkaitan dengan program yang berdampak pada siswa. Modul 3.3 merupakan modul pamungkas atau modul yang terakhir dari rangkaian modul dalam Pendidikan dan latihan calon guru atau tenaga pendidik penggerak.
Kesemua modul merupakan pengetahuan utama bagi guru atau tenaga pendidik untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan juga masyarakat. Program yang berdampak pada siswa adalah merencsiswaan program yang mengedepankan kepemimpinan siswa, sehingga apa yang mereka dapat di sekolah bisa menjadi bekal mereka dalam kehidupan mereka ke depannya.
Program yang berdampak pada siswa adalah program yang meningkatkan keberpihakan pada siswa, yang menguatkan apa yang kita miliki , mengajarkan siswa atau mendorong kebermaknaan atau komitmen kepada mereka, dan implementasi kepemimpinan siswa atau secara kontekstual.
Dalam menerapkan program yang berdampak pada siswa terutama mengembangkan kepemimpinan siswa, maka guru atau tenaga pendidik melibatkan siswa dalam 3 proses yakni
- Plan atau perencanaan program
- Implement/penerapan program
- Evaluationatau evaluasi program
Kepemimpinan siswa adalah bagaimana siswa mengambil peran aktif dalam pendidikan
Kepemimpinan siswa itu berpedoman pada tiga hal penting yakni: 1) Voice, ikut mengajak siswa ikut bersuara tau menyampaikan pendapat nya , 2) Choice, bagaimana guru atau tenaga pendidik memberikan pilihan- pilihan atau choice kepada siswa, 3) ownership, dimana siswa akan punya rasa memiliki
Hal yang menarik adalah bahwa ketika kita memiliki sebuah program atau ide akan sebuah program yang akan dikembangkan di sekolah haruslah berawal dari pemetaan aset atau sumber daya di sekolah, barulah sebuah program akan lebih terarah dan memiliki tingkat kesuksesan dan keberhasilan yang tinggi.
Setelah melakukan pemetaan terhadap aset atau sumber daya sekolah maka suatu program yang berdampak pada siswa bisa direncsiswaan berbasis aset yang ada. Berikut adalah 4 alat bantu yang membantu dalam merencsiswaan sebuah program yang berdampak pada siswa di sekolah :
- Tahapan bagja
- 7 aset atau modal
- Tipe resiko
- 12 pedoman MELR
Tahapan BAGJA
Tahapan BAGJA merupakan sebuah model yang digunakan untuk melakukan perubahan berbasis potensi atau kekuatan/ asset yang ada.Model BAGJA disusun untuk memastikan sebuah program berdampak optimal pada siswa atau tidak.
Berikut 5 tahapan BAGJA atau 5D yang bisa menajadi pedoman penyusunan program berdampak kepada siswa:
- Buat Pertanyaan, pada tahapan ini merupakan pertanyaan utama untuk mentukan arah penelusuran
- Ambil pelajaran, merupakan tahapan atau langkah untuk menuntun pengambilan pelajaran
- Gali mimpi, merupakan tahapan menyusun mimpi atau narasi keadaan ideal
- Jabarkan Rencana, merupakan identifikasi tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan
- Atur eksekusi, merupakan tahapan guna membantu transformasi rencana menjadi hal yang nyata, yang berisi langkah-langkah konkrit mewujudkan tujuan yang akan di capai.
7 aset atau modal
Membahas program pendidikan yang ada di sekolah, maka diperlukan pemetaan 7 (tujuh) aset atau sumber daya yang ada di sekolah,.sebagai asset atau kekuatan untuk merencsiswaan program yang berdampak pada siswa. Aset atau modal tersebut akan menjadi kekuatan atau sumber daya sekolah. Pemetaan penting dilakukan untuk mengetahui mana asset atau sumberdaya yang paling potensial untuk dikembangkan, maupun aset yang selama ini kurang diberdayakan. Setelah pemetaan dilakssiswaan, maka pengelolaan asset menjadi aspek yang utama dilakukan, terutama pengelolaan asset yang berdampak pada siswa.
MELR Monitoring , Evaluation, Learning dan Reporting
- Monitoring
Monitoring merupakan proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah kegiatan atau program yang sedang berjalan.
- Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi perlu melibatkan penilai luar yang independen
Monitoring dan evaluasi, sangat perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan, dengan melakukan perencanaan, tindakan dan refleksi. Ketiga aktivitas tersebut merupakan sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang.
Ada dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan monitoring dan evaluasi yakni (menurut Kertsy Hobson) : .
1) Tahap awal sebelum melakukan monitoring dan evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa monitoring dan evaluasi dibutuhkan.
2) menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman
3) menentukan program yang perlu dimonitor
4) menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi
5) menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi.
6) mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas dan langkah-langkah untuk berubah
7) mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui.
8) memutuskan bagaimana informasi diperoleh.
9) menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan.
10) menganalisis dan menggunakan informasi.
11) menjelaskan data
12) etika dan proteksi data.
Beberapa konsep penting yang menjadi kunci dalam strategi dan perancangan program adalah :
- Aim (dampak yang diinginkan), yakni dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain atau lingkungan.
- Objective (tujuan; outcome yang diinginkan), yakni perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan.
- Output, yakni hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objective).
- Activities, yakni kegiatan program yang sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.
- Inputs, yakni semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program seperti manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya
Mengapa Monitoring dan evaluasi penting?
Bagian penting dari monitoring dan evaluasi adalah menilai pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak atau outcome yang dapat diobservasi. Untuk melihat pengaruh atau kontribusi yang dapat dirasakan, penilaian dapat dengan melakukan kontrol secara random, atau melakukan program menjaga mutu yang dilakssiswaan setelah kegiatan atau program diselenggarakan (penilaian retrospektif).
Tujuan utama dari monitoring adalah untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan perencanaan sehingga dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan menggunakan informasi tersebut.
- Learning
Learning (pembelajaran) merupakan sebuah proses refleksi yang harus dilakukan dalam sebuah program sekolah sebagai sebuah kerangka kerja pembelajaran (learning) yang membahas aspek utama yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau sebuah program.
Proses learning tersebut terdiri atas empat tahapan yakni:
1) Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi
2) Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi
3) Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
4) Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
- Reporting
Laporan (Himstreet,1983), adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan
Tujuan penyusunan laporan adalah untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah sebuah langkah awal yang yang dapat di lakukan untuk mengantisipasi segala yang kemungkinan besar yang dapat terjadi, termasuk juga dalam merencsiswaan dan melakssiswaan program pendidikan.
Beberapa jenis resiko antara lain:
1) Resiko strategis, resiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
2) Resiko operasional, resiko berkaitan dengan kelangsungan proses manajemen
3) Resiko Finansial, merupakan resiko yang mungkin akan berakibat pada berkurangnya aset
4) Resiko Pemenuhan, resiko yang berkaitan dengan kemampuan proses dan prosedur internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Resiko Reputasi, yakni resiko yang berdampak pada reputasi lembaga
Ad beberapa tahapan yang dilalui dalam melakssiswaan manajemen resiko:
- Identifikasi jenis resiko
- Pengukuran resiko
- Melakukan strategi dalam pengendalian resiko
- Melakukan evaluasi terus menerus dan berkelanjutan
Kaitan Antar Materi
MODUL 3.3 merupakan modul penghujung dari serangkaian modul dalam pendidikan dan latihan calon guru atau tenaga pendidik penggerak. Modul 3.3 adalah modul yang mengajak kita berpikir ulang atas semua yang pernah kita alami dalam keseharian kita sebagai guru atau tenaga pendidik, melakukan refleksi yang lebih mendalam dalam pembelajaran dan peran kita di sekolah seutuhnya.
Program yang berdampak pada siswa adalah program yang melibatkan siswa dalam kegiatan atau program yang kita buat.
MODUL 1.1, mengenai filosfi Ki Hadjar Dewantara, dimana peran guru atau tenaga pendidik adalah menuntun egala kekuatan kodrat yang ada pada siswa-siswa sehingga mereka bisa selamat dan bahagia sebagai individu masyarakat. Sehingga dalam mengelola program yang berdampak pada siswa haruslah menitikberatkan pada keterlibatan siswa dan berorientasi pengembangan potensi atau kodrat siswa mengembangkan ketrampilan-ketrampilan atau kepemimpinan dalam diri mereka sehingga bisa selamat dan bahagia dan bisa bermanfaat untuk mereka baik sebagai individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam modul ini juga penghambaan pada siswa lebih ditekankan pada bagaimana melihat siswa sebagai pribadi yang utuh,dan menuntun siswa didik sesuai kodratnya dengan mengelola program- program yang berdampak pada siswa.
MODUL 1.2, Mengenai nilai dan peran guru atau tenaga pendidik penggerak, menitikberatkan pada dasar nilai atau pedoman seorang guru atau tenaga pendidik dalam pengelolaan program yang berdampak pada siswa. Nilai- nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada siswa merupakan nilai nilai yang harus di pedomani dalam menyusun program yang berdampak pada siswa. Selain itu guru atau tenaga pendidik penggerak tidak hanya berkutat atau berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas, namun memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dalam hal pengelolaan program yang berdampak pada siswa di sekolah.
MODUL 1.3, Dalam merencsiswaan dan mengelola program yang berdampak pada siswa dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencsiswaan program yang berdampak pada siswa.
MODUL 1.4 tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan siswa terutama kekuatan kodrat pada siswa-siswa. Sebagai petani, maka guru atau tenaga pendidik berperan memaksimalkan sumber daya lingkungan yang positif, mengembangkan budaya positif agar siswa siswa bertumbuh sesuai kodratnya dan mendukung program yang berdampak pada siswa.
Modul 2.1, Pada modul ini seorang guru atau tenaga pendidik penggerak dibekali dengan pembelajaran berdiferensiasi sebagai metode pembelajarn yang berpihak pada siswa karena berdasar pada pemetaan kebutuhan belajar siswa yang beragam. Pemetaan kebutuhan belajar siswa menjadi dasar guru atau tenaga pendidik dalam mengelola program yang berdampak pada siswa, karena kekutaan siswa yang beragam menjadi aset atau modal melakukan diferensiasi program yang berdampak pada siswa dan sesui dengan kebutuhan siswa.
Modul 2.2, Pada modul 2.2 ini seorang guru atau tenaga pendidik dibekali pengetahuan bagaimana mencapai tujuan pendidikan, mengantarkan siswa-siswa mencapai kebahagiaan dan keselamatan dengan mengembangkan aspek sosial emosioanal pada diri siswa. Tehnik mindfulness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada keberpihakan pada siswa dan dilakukan untuk tujuan sebesar besarnya memiliki dampak pada siswa-siswa.
Modul 2.3. tentang coaching yang merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun siswa, untuk menggali potensi siswa dan memaksimalkannya. Coaching memberikan kesempatan siswa-siswa berkembang dan menggali proses berpikir pada diri. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada siswa, maka coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya siswa, mengembangkan kepemimpinan siswa, menggali potensi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yakni keselamatan dan kebahagiaan siswa yang setinggi- tingginya.
MODUL 3.1, Seorang guru atau tenaga pendidik dibekali dengan pengetahuan bagaimana mengambil keputusan. Keputusan yang diambil sepenuhnya menggunakan alasan keberpihakan pada siswa. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan hendaknya bisa mendukung dan tetap dipegang teguh dalam mengambil keputusan terutama yang berkaitan dengan dilema etika dalam pengelolaan program yang berdampak pada siswa.
Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, dimana seorang pemimpin harus mampu melakukan pemetaan aset- aset yang ada di sekolah, apa yang dimiliki untuk dimanfaatkan, sehingga paradigma berpikir haruslah melihat segala sesuatu dengan sisi yang positif atau berbasis aset. Dengan berfokus pada apa yang kita miliki, berfokus pada aset maka pengelolaan program yang berdampak pada siswa dapat terenacana dengan berjalan dengan baik. Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada siswa.
Pada modul 3.2 kita mengetahui ada 7 aset utama atau disebut sebagai modal utama, yakni: Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan/alam, Modal Finansial, Modal PolitiK, Modal Agama dan budaya. Dengan mengetahui sumberdaya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin, guru atau tenaga pendidik harus bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah tersebut, dan mengidentifikasi sumber daya yang potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah program yang berdampak pada siswa. Sehingga program mereferensi pada pemetaan dan pengelolaan ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan dan keberpihkan pada siswa.
Perspektif Anda Tentang Program Yang Berdampak Positif Pada Siswa
Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas,dan mengelola program yang berdampak pada siswa sehingga bisa mewujudkan siswa yang berkualitas”
Kaitan dengan peran kita sebagai guru atau tenaga pendidik penggerak adalah bahwa tugas kita adalah mewujudkan merdeka belajar pada siswa-siswa kita di sekolah, sehingga dalam menjalankan peran tersebut, maka peran kita sebagai guru atau tenaga pendidik adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada siswa-siswa kita yakni dengan mengembangkan potensi pada siswa atau anak didik kita dengan mengembangkan program yang berdampak pada siswa dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengelola sumber daya tersebut untuk merancang program yang berdampak pada siswa menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA, dan menggunakan srategi MELR dan manajemen resiko untuk memastikan program yang berdampak pada siswa
Baca Juga :
Aksi Nyata Modul 3 2 CGP Angkatan 6 Tahun 2023
Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1