Menurut penelitian yang dilakukan oleh Merlyna Lim tahun 2012 [1], dari sekian banyak media yang ada di Indonesia jika dipetakan kepemilikian media-media tersebut hanya dimiliki oleh 13 perusahaan induk. Jadi bisa dibayangkan apa yang kita konsumsi sehari-hari dari media televisi Indonesia ditentukan oleh 13 orang pemilik media tersebut.
Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Ross Tapsell tahun 2017 dalam bukunya yang berjudul Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution konglomerasi media masa di Indonesia hanya dimiliki oleh 8 perusahaan induk saja.
Sumber baru kekuasaan adalah informasi di tangan banyak orang (new source of power is information in the hand of many)
Akhirnya para konglomerat yang menjadi pemilik, bos, atau pemimpin kelompok media tersebut pun satu per satu bermain politik atau menjadi politikus. Bos Media Group Surya Paloh mendirikan Partai Nasdem; Bos MNC Group, Hary Tanoe mendirikan Partai Perindo; dan Bos Trans Media, Chairul Tandjung, pun sempat menjadi Menko Perekonomian era Presiden SBY, namun hanya beberapa bulan (Mei-Oktober 2014).
Masih percaya televisi di Indonesia?
Catatan Kaki[1] The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia
Baca juga :
What are some of the greatest marketing disasters in history?
The Business Potential of Serambi Mekkah of Indonesia (Padang Panjang City)